Jumat, 07 Februari 2014

Golput sama dengan Pengecut

11.24 - By zhae_onnet 0


Memulai pagi seperti biasa, disambut dengan debu. Karena jalan disini tanpa guyuran aspal atau beton. Jalan yang menuntun Saya menjadi bagian dari komunitas kaum pekerja urban yang berteduh di bawah pohon Acacia dan Eucalyptus. Pohon-pohon iniyang menggantikan lebatnya pohon Bulian (eusderoxylon zwageri), Jelutung (Dyera spp), dan Pulai (Alstonia Scholaris)... maaf ngelantur, hehe.

Kaum pekerja seperti Saya, terikat pada aturan 8 jam kerja sehari dan 40 jam seminggu. Rutinitas yang kadang membuat gairah hidup yang monoton. Namun, karena ini katanya tahun politik, sedikit banyak mendengar juga berita hajatan besar yang akan di selenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Banyak juga Saya dengar nada-nada pesimis diantara semangat para calon anggota legislatif yang terpampang lewat baligo, spanduk, dll. Para calon berlomba-lomba memasang baligo dan spanduk agar lebih dikenal oleh calon pemilih, tapi karena 'saking' banyaknya, malah jadi ga kenal satu pun. Hehe..

Sedikit banyak juga, Saya menyaksikan hajatan yang tidak kalah serunya, niatnya mungkin bukan menyaingi promosi hajatan yang akan diselenggarakan oleh KPU, tapi aksi yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi stigma buruk buat para calon anggota legislatif yang akan berebut suara para pemilih. Nama-nama beken di dunia perpolitikan Indonesia tumbang tersangkut kasus korupsi. Menyakiti hati rakyat pemilih karena ketika dipercayakan untuk membela kepentingan rakyat pemilih, malah menyalahgunakan wewenang untuk memperkaya diri.

Ini seperti dua hajatan yang kontra-produktif, disatu sisi KPU mempromosikan pemilu kepada masyarakat pemilih agar berpartisipasi aktif untuk datang ke lokasi pemungutan suara, disisi lain KPK memberikan fakta perilaku korupsi wakil rakyat yang meninggalkan citra buruk seorang politisi. Bahkan Lembaga Survei Indonesia (LSI)memprediksi angka golput pemilu 2014 sebesar 50%.
Kenyataan memang seperti ini, Saya sempat marah dan berpikir untuk golput saja. Karena perilaku para politisi itu korup dan tidak memikirkan nasib rakyat. Saya berpikir, dengan memilih golput, Saya tidak menjadi bagian dari orang yang mendukung koruptor. Menjadi orang yang apatis dan tidak memilih adalah hal yang pantas untuk dilakukan untuk menghukum para koruptor. Tapi, Saya tersentak dan sadar. Bahwa Saya telah salah selama ini.

Justru, inilah kesempatan bagi Saya untuk melakukan perubahan bersama dengan 186 juta pemilih lain (menurut DPT di kpu.go.id). Karena perubahan tidak mungkin terjadi kalau Saya golput. Dengan mengambil sikap golput, berarti Saya tidak ambil bagian melakukan perubahan itu. Saya ingat, pernah baca tulisan bang Pandji, untuk mengajak melakukan perubahan bukan menuntut perubahan. Memilih untuk tidak golput sama dengan melakukan perubahan itu dari diri kita sendiri, Namun ketika memilih golput sama dengan seorang pengecut yang hanya menuntut perubahan, tanpa punya keberanian memilih dan melakukan perubahan.

Jadi..SAY NO TO GOLPUT!!

Tags:
About the Author

zhae_onnet. Follow me @Jaenudin_Rabu
View all posts by admin →

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

0 komentar:

Recent news

Blogroll

Discussion

© 2014 zhae_onnet. WP Theme-junkie converted by Bloggertheme9
Powered by Blogger.
back to top